Momen Proklamasi kali ini sangat bersejarah karena ada dua mantan Presiden yaitu Pak SBY Presiden ke-6 dan Bu Mega Presiden ke-5 yang tidak pernah bertemu dalam Peringatan Kemerdekaan RI selama 12 tahun, akhirnya bertemu dan saling bersalaman! Mantan Presiden Pak Habibie menjadi saksi mata keduanya bersalaman, “Kan bagus to persatuannya,” kata Habibie sambil tersenyum seperti dilansir Detikcom. Dua mantan Presiden RI ini silih berganti absen atau tidak pernah bareng dalam peringatan HUTRI selama ini. Selama SBY memerintah dalam 2 periode yakni 10 tahun maka Bu Mega absen. Belakangan dua tahun berturut-turut, Mega hadir di HUT RI di Istana eh giliran Pak SBY absen dengan alasan-alasan tertentu.
Publik jelas menangkap aksi boikot yang pertama kali dilakukan oleh Bu Mega Presien ke-5 di HUT RI saat SBY menjadi Presiden sebagai tindakan balasannya karena SBY tiba-tiba bermanuver untuk maju dalam Pilpres padahal dirinya adalah Menkopolhukam di bawah pemerintahan Bu Mega. Dua hari kemudian SBY berkampanye untuk Partai Demokrat dan Mega akhirnya kalah telak dalam Pemilu.
Giliran SBY dua tahun beliau berturut-turut tidak hadir dalam HUT RI sementara Bu Mega hadir kembali setelah cuti panjangnya. Aksi yang dipertontonkan keduanya jelas sangat tidak elok dan disaksikan oleh tidak hanya media tetapi rakyat. Keduanya sebagai politisi senior wajib hadir dalam acara HUT Kemerdekaan RI bukan hanya karena sebagai mantan presiden.
Kehadiran keduanya jelas selalu ditunggu karena keduanya adalah sama-sama milik rakyat, sama-sama sebagai negarawan yang selalu menjadi panutan rakyat, bukan milik kelompok tertentu natau milik parta belaka. Mereka tidak boleh membiarkan sentimen pribadi itu menguasai mereka apalagi diekspos secara terbuka. Sepak terjang mereka akan selalu menjadi sorotan dan kedewasaan emosi atau kedewasaan berpolitik itulah yang seharusnya ditampilkan.
Bersyukur drama mereka untuk saat ini berakhir, dan publik menjadi lega karena melihat kebersamaan mereka yang ditampilkan. Berharap kebersamaan mereka bukan hanya sifatnya seremonial tetapi lahir dari ketulusan dan melihat kepentingan negara dan bangsa yang harus diutamakan. Karena mereka adalah tokoh bangsa dan adalah tugas mereka untuk menjadi sosok pemersatu rakyat.
Ternyata kebekuan hubungan keduanya cair juga dengan mereka mau berbesar hati untuk datang dan duduk dalam acara spesial yaitu HUT Kemerdekaan Indonesia. Ini yang sangat dinanti-nanti oleh rakyat sejak lama karena rakyat ingin para pemimpin negara ini termasuk mantan pejabat idelanya haruslah akur dan mau bareng untuk kepentingan bangsa.
Akhirnya tahun ini lengkaplah sudah, ketiga mantan Presiden yaitu Pak Habibie, dan khususnya Bu Mega dan Pak SBY bisa menyatu dan langsung diajak foto bareng oleh Pak Jokowi seperti dilansir Kompas hari ini. Momen ini adalah momen bersejarah yang bermakna penting buat rakyat dan bangsa Indonesia. Ini membuktikan bahwa kesatuan dan persatuan itu sangat vital dan harus dijunjung tinggi.
Dengan simbol pakaian adat yang mereka kenakan juga membawa pesan dan makna khusus. SBY, Agus Yudhoyono, dan Edhie Baskoro Yudhoyono kompak mengenakan pakaian adat Palembang. Sementara Bu Ani, Aliya, dan Annisa mengenakan kebaya. Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri mengenakan kebaya emas kecokelatan dengan kain lilit. Sementara itu, Puan mengenakan Baju Bodo khas Makassar.
Dengan latar belakang perbedaan budaya sebenarnya menunjukkan khazanah kekayaaan budaya Indonesia yang besar dan beragam. Tetapi keragaman itu tetap bisa bersatu di bawah sayap burung garudan dan Bhinneka Tunggal Ika. Indahnya melihat keluarga para mantan dengan keunikan pakaian yang eksotik membuat indahnya reuni mereka tahun ini!
Kedua mantan pejabat ini adalah figur dan ketokohannya masih memiliki tempat dalam hati rakyat. Kehadiran mereka berdua memberi makna bahwa persatuan bangsa harus tetap diutamakan karena khususnya dalam momen Proklamasi menjadi kesempatan untuk melihat kembali ke dalam sejarah masa lalu para pemimpin bangsa di awal kemerdekaan selalu kompak dan solid.
Ingat bahwa para pemimpin bangsa seperti Soekarno dan Hatta kerap berbeda pendapat tapi mereka berdua selalu berusaha untuk kompak dan solid. Bahkan saat terakhir hidupnya Soekarno mencari dan memanggil Hatta. Keduanya selalu bersama dan ini menjadi model persatuan bagi pemimpin Indonesia masa kini maupun juga rakyatnya.
Melihat kehadiran para mantan pejabat nomor 1 di Indonesia ini jelas memberi pesan yang menyejukkan sama seperti Proklamasi oleh Soekarno Hatta dinyatakan dalam suasana yang sejuk dan sakral. Jika melihat pemimpinnya bisa berdamai maka akan membawa sinyal bagi rakyat dan bangsa bahwa kerhamonisan itu bisa dihadirkan dan bisa diupayakan mulai dari para pemimpin.
JIka harmoni itu terlihat dari para pemimpin bangsa maka bangsa kita tidak akan mudah dipecah-belah atau dicerai-beraikan. Pesan kebersamaan ini jelas tertangkap dalam pandangan mata rakyat Indonesia ketika melihat para mantan khususnya SBY dan Bu Mega bisa hadir dan foto bareng dalam momen Peringatan HUT RI ini.
Komentar Pak SBY setelah meninggalkan Istana juga sangat positif,”Semoga bangsa Indonesia makin bersatu ya, kompak membangun negerinya bersama-sama,” kata SBY seperti diberitakan Detik. Nah, inilah yang diharapkan dan dinantikan, Pak SBY dan Bu Megawati terus diharapkan jadi tokoh pemersatu dan menginspirasi para pemimpin di Indonesia untuk menjaga dan merawat persatuan. . Mudah-mudahan tidak hanya dalam momen di Upacara HUTRI tetapi juga saat kembali beraktifitas dalam partai dan menjelang pilpres maka keduanya tetap akan bersikap seperti ini, terus bersatu dan menyejukkan menyikapi segala situasi dan kondisi yang bisa memanas jelang Pilpres nanti.
Sumber : http://www.warta.co/2017/08/warta-indahnya-reuni-sang-mantan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar